Februari 4, 2009

Belajar dari Kearifan Kaum Hindu: Tuhan Tokh Satu Jua

Posted in agama pada 8:14 am oleh kusumahk

                 06id402 - INDONESIA Procession of villagers to the local temple during Hindu ceremony near Klungkung on full moon day. Bali. Women carrying food offerings to the gods.

          Agama2 Timur Tengah telah gagal mewujudkan perdamaian karena sifat para penganutnya yang saling berebut klaim kebenaran historis. Karena ribut dengan monopoli tafsir itulah akhirnya masalah air,tanah,bangunan,bahkan nama diri menjadi rebutan klaim historis.

         Mengapa kita tidak belajar dari kearifan Hindu ? yang mengajarkan bahwa jalan apapun menuju Tuhan tokh tetap sama jua. Di Indonesia  orang lebih suka menyebut Sholat sebagai sembahyang,bukankah itu merupakan asal dari kata Sembah Hyang Widhi ?, atau menyebut langgar daripada musholla ?yang berasal dari kata langar,yang berarti dapur umum untukapara peziarah pencari Tuhan ?

        Orang Hindu India tidak bisa paham mengapa mereka yang bisa menerima Yesus sebagai avatar  ( bukan satu2nya avatar), dipaksa orang Kristen Inggris pada masa penjajahn untuk menerima Yesus sebagai datu2nya avatar yang sah, sementara Khrisna,Rama dan sebagainya sebagai setan ? ( baca di Archie J. Bahm di The world Living Religions) .

       Mengapa orang Yahudi menekankan sebagai bangsa terpilih ( Ulangan 14:2) ?, orang Kristen menekankan Yesus sebagai satu2nya jalan ( Yohannes 14:6) ?, dan muslim menekankan hanya islam diridoi Tuhan  ( qs 3:19) ?

       Mengapa anak cucu Abraham bertindak tolol dengan berdarah- darah membela nama Tuhan ( Imam samudra,George Bush, meir Kahane), padahal hanya meninggalkan bau anyir darah atas namaNya ?  belajar dari kaum Hindu yok,bagaimanameretas jalan yang banyak itu ?

10 Komentar »

  1. Made Jepang said,

    Saya hanya cari persamaan, bukan perbedaan.

  2. Cahya said,

    Saya rasa semua manusia memiliki kerinduan akan kedamaian. Hanya saja beberapa hal membuat mereka jauh dari bunga mimpi mereka yang terindah itu…

  3. Lambang said,

    Wuah, artikelnya udah semakin menarik. Pakai gambar.

    Budaya Hindu/ Buddha memang mengajarkan kejernihan hati dan sikap untuk menghormati sesama.

    Saya pernah tanya kepada penjaga Pura Bali, kenapa patung-patung di Pura ini terkesan seram dan melotot? Koq tidak sesuai dengan misi agama yang dianut? Ternya beliau menerangkan bahwa itu adalah patung penjaga, jadi harus serem dan melotot. Kalau patung Dewa ya pasti alus, kecuali Dewa Penjaga. Seperti patung Nagagini (yang tangannya banyak itu ya).

    Saya pernah juga ditanya teman, budaya pesantren itu dari mana? Di Arab kan ngga ada. Di Malaysia ada tapi beda cara kerjanya. Di Mesir ada yang mirip pesantren. Di India, Pakistan dan Bangladesh ngga ada, adanya Ashram, seperti punya Anand Krishna itu.

    Teman itu bilang bahwa pesantren itu berasal dari budaya Hindu/Buddha, seperti yang sering kita lihat di film Jet Li atau Jackie Chen itu. Ada pondokan, belajar agama rame-rame, meditasi dan bela-diri / silat / ilmu karomah. Kalau sudah lulus harus berdharma-bakti untuk umat. Kalau di sini lulus ya jadi Ustadz atau Kyai atau guru ngaji.

    Bener ngga itu mas Ahmed, soale saya belum pernah masuk pesantren sih…

    Salam.

  4. ahmed shahi kusuma said,

    @Lambang
    Kalo…..maksud sampeyan pondok pesantren, nih begini.
    Pondok (apapun belakangnya Pondok cinta, pondok aljabar dll) berasal dari kata funduq yg artinya hotel atau penginapan………..nah ini rasane berarti tempat tinggalnya para orang yg melakukan pencarian ilmu lalu sekalian nginap di funduq itu. Jadi saya pikir sedikit samalah dengan monastery katolik, ashram Bu Gedong di bali, atau biara2 Budha itu di Birma atau Tibet.
    Di dalam tradisi islam itu bisa berlainan namanya (saya juga kaget, koq pake nama Arab yah, biasane lewat Persia). Di Turki, baiara2 sufi itu di namakan tekke, atau zawiyah di banyak tempat Islam dari Maroko sampai Yaman. Saya pikir semua bagus itu.
    kalau di Indonesia sampeyan sebut sebagai pelanjut tradisi pra islam yah gak apa2 juga, la wong intinya kan sama saja, tempat orang mencari ilmu. Coba sampeyan cari evolusi penggunaan biji tasbih, tokh agama manapun mengajarkan kebajikan.
    Tentang penggunaan patung dalam tradisi Hindu, wah saya bukan dari tradisi Hindu, jadi ilmu saya nol besar. saya sangat menghargai penafsiran mereka, monggo sampeyan cari saja pada ahlinya…
    Huston Smith berkata bahwa kegagalan agama2 non Hindu memahami patung2 Hindu, karena bagi Hindu, patung2 itu bukan Tuhan itu sendiri tetapi proyeksi kita terhadap Nya, nah lagi2 kan sama dengan sampeyan ttg proyeksi kita terhdapNya atau dalam bahasa Mas Lovepassword , itu masalah penafsiran.

  5. Ibeng said,

    Belajar kearhipan dari kaum hindu:
    Toh Tuhan satu jua !

    kalau salah tunjuk bagaimana ?

  6. ahmed shahi kusuma said,

    @Ibeng
    Maksude?

  7. memme said,

    Thanks atas pencerahannya. Hindu, muslim,Kristen , semua menyembah Tuhan yang sama koq, tinggal kitanya , mampu gak berbuat baik, bukan percaya sesuatu yang membuat kita tercerdaskan.

  8. Satria kejam said,

    Salam kenal…
    Wah…
    Artikel yg sangat menarik…

  9. ahmed shahi kusuma said,

    @Satria
    salam kenal juga, anda punya blog?
    @memme
    Ini nama cewek apa cowok?
    Iman memang harus tercermin dalam amal sholih yg benar, dan itu juga dibabarkan oleh Gautama, pun oleh Yesus dengan pandangannya ajaran yg benar terlihat dari buahnya
    Pun Quran mengajak berpikir bahwa ajaran yg benar adalah pohon yg berakar di tanah…

  10. Satria kejam said,

    Trimakasih sudah mau menanggapi kunjungan saya…


Tinggalkan komentar