Oktober 16, 2010

Teologi Pembebasan: Aplikasinya Dalam The Grapes of Wrath

Posted in Agama Pembebas, Anarkisme, Marxist Abis pada 8:56 am oleh kusumahk

Beberapa mahasiswa di Kampus Unitomo Surabaya terutama yang menyangkut dengan dunia sastra tertarik untuk mencoba melihat kemungkinan penggunaan kajian Teologi Pembebasan.  Hal ini terutama menyangkut dengan temen2 UKM di kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Katholik, atau Sahabat Pustaka, sebuah UKM penalaran. Beberapa teman yang menggagas Teologi pembebasan  di kampus misalkan Joseph Sukardi, M. Yasin dst.  Di beberapa kesempatan dengan anak2 Katholik, misale di markas UKMK jalan kaliwaron, saya berdiskusi cukup hangat dgn anak2 muda ini.  Kebetulan sekali juga  bahwa M Yasin adalah mahasiswa studi pembangunan, yang agak jenuh juga bahwa kelasnya dipenuhi paham strukturalisme  ekonomi berparadigma pembangunan yang dianggapnya terlalu mengandung bias kapitalisme. Kesulitan2 ekonomi barat yang berorientasi pada kemajuan prestasi sering mengorbankan ekologis dan kebersamaan.

Teologi pembebasan sebagaimana yang ditulis oleh Phillip Berryman adalah ,” An interpretation of Chsitian faith out of the experience of the poor.” (1987:4). Lebih lanjut ia berkata, bahwa (teologi pembebasan ) is an attempt to read the Bible and key Christian doctrines with the eyes of the poor. Menyadari bahwa kemiskinan merupakan keniscayaan yang bisa diubah, para pendukungnya berkata bahwa masyarakat miskin bukan tercipta oleh kultur yang memuji kemiskinan, tapi kemiskinan terjadi karena pemiskinan tersistematis ( People do not simply happen to be poor; their poverty is largely product of the way society is organized). Dengan contoh tegas Romo Phillip Berryman menyebutkan yaitu ” teologi ini mengeritik struktur ekonomi yang membuat sekelompok orang bisa ke Miami atau London dengan jet untuk belanja, sementara di banyak tempat orang kekurangan air. Intinya , yang kaya makin kaya, yang miskin makinm miskin .

Nahh, beberapa mahasiswa sastra yang tidak terbiasa dengan nalar ilmu sosiologi, ekonomi marxis, tetapi mendapat kuliah filsafat dan Pemikiran Modern. Di situ saya jelaskan  peranan Marx dalam konteks zaman tertentu, dan nilainya bagi kelas proletar. Di satu sisi pengetahuan teologis manusia terus berkembang. Dialektika idealisme teologisme tidak melulu reaksioner. Bacaan ulang tentang misi para resi dan nabi dibaca ulang. Muhammad dibaca sebagai penentang kelas keluarga kleptomania Abu Sufyan dan Abu jahal,  Yesus, seorang anarkis sosialis melawan otoritas dsb!

Mahasiswa sastra yang tahun lalu membaca The Grapes of Wrath bisa menggunakan gagasan teologi pembebasan ini dengan menganalisa  melalui tokoh Pendeta Jim  Casy. Dengan model pembacaan flashback bisa diketahui karakternya, bahwa di masa lalu Jim  Casy merasa bersalah dengan model pembacaan atas pesan Krsiten, yang digambarkannya tidak menyentuh hidup otentik. Ia ingin hidup mengalami sebagaimana petani. Dialektika perenungan imannya membawa kesadaran baru bahwa kesucian ada di ikatan kebersamaan, dan hidup bersama manusia itulah kesucian hidup.

Tulisan ini untuk teman-temanku Yang Kurindukan Ide-ide Cemerlangnya: