Juli 29, 2009

Anti Semitic Allegation As A Tool To Immune Zionists’ Supremacy

Posted in bigot pada 6:49 am oleh kusumahk

     Right wing Jews in Israel once again showed  how they behaved improperly toward equality with their neighbors. During the visit and negoisations of the US president, Barack Obama and his partners in Middle East, the present government of israel ( a racist state) neglected the existence of  a Palestinian state. It is a shameful example of the arrogant state of the Israelis to neglect another UN resolution. If the disobedience of  UN resolution is made by other states, it is easily understood that there will be a great punishment from UN to the  violating countries. THis happened in North Korea when the state attacked the scheduled line of Korea Peninsula in 1950. Soon, UN sent the troops under the UN flag, but ironically it is always useless against Israeli’s violation on UN resolution.

       The fundamentalist Jews will continue their weapons to stop criticism on Israel as anti semitic. This action will keep Israel as a racist state in this world immuned from criticism. Now Obama gets the turn. Once he proposed a peace done for and within the factions inthe  middle east, it will make him labeled as an anti semitic person. Obama just wants Israel to stop the all construction of Israelui settlements in West Bank, and an independent state of Palestine 

       The picture above shows it. It is like the time when our dishonorable dictator Soeharto reigned with his iron fists. He labeled progressive thinkers in Indonesia as communists at worst or anarchists with pejorative meanings for those criticised him. The zionists facists do the same way now. The victims of the two fascists’ idea have just right of remaining silence. Every critique on the chosen people myth government will be labeled as a jew hater or anti semite.

     I see no differences  between zionists and jihadists.

Juli 21, 2009

Ini Indonesia, Nurdin Top, Bom Saja Malaysia mu

Posted in Aksi Teroris, bigot, Fasis Islam pada 1:15 am oleh kusumahk

        Terorisme sekali lagi mengguncang Indonesia. Aksi -aksi dari kelompok Islamic Supremacy terus merusak tanah air kita, dan sekali lagi itu digerakkan oleh orang – orang asing dengan para kaki tangannya di Indonesia. Ahmed Shahi Kusuma sangat yakin bahwa Nurdin M Top dan si mati sangit Dr. Azhari tidak akan sudi mengebom di Malaysia. Alasannya adalah jelas, ia tidak akan mau merusak kedamaian tanah airnya sendiri, tempat asal – usulnya, dengan keluarganya yang ia cintai. Kedua, malaysia adalah sebuah negara yang relatif makmur. Hal ini berakibat agitasi melawan kafir yang ia propagandakan tidak banyak laku di sana, apalagi kaum tradisonal yang berorientasi kesyafiian dengan tradsisi manaqib dan tawasulnya lebih sreg daripada serba haramisasi model wahabi yang tidak beradab itu.

        Afghanistan adalah adalah salah satu kegagalan ideologi negara Islam, demikian juga Pakistan. Ideologi supremasi, seperti  Negara agama Islam tertentu, atau zionisme adalah ide konyol berdarah darah dengan menggunakan kitab suci yang perbuatannya sama tidak sucinya dengan apa yang diperbuat oleh Nazi dengan supremasi Arya atau Stalinisme.

      Ide lunatik Nurdin M. Top hanya bisa disamai oleh Irgun nya Yitzhak Shamir waktu mengebomi hotel di Yerusalem di tahun 1930an dan 1940an. Denagn jujur ide itu tidak ada dalam sejarah pembentukan negara dan bangsa kita, baik itu islamis seperti  KH. Wahid hasyim, Muhammad Natsir, nasionalis seperti Sukarno dan Hatta, atau pun sosialis seperti Syahrir.

      Nurdin M Top bisakah kamu hidup damai dengan Irgun, tidakkah kamu punya alat ukur yang sama, lengkap dengan kaca rias persis seperti kaum zionis itu ???

Juli 6, 2009

Dietrich Bonhoeffer

Posted in agama, Agama Pembebas, Anarkisme pada 8:27 am oleh kusumahk

Dietrich Bonhoeffer adalah salah seorang sarjana teologia Lutheran yang sangat terkemuka , yang mempengaruhi Ahmed Shahi Kusuma dalam melihat sifat religiusitas. Di Jerman kehidupannya telah difilmkan, dan karya – karyanya telah menjadi abadi bagi perjuangang keadilan dan kemanusiaan berdasarkan keluhuran ketuhanan dan kemanusiaan. Ahmed Shahi Kusuma mengenal nama ini dari seorang Romo Belanda Karel Steenbrink , seorang romo yang dedikasinya kepada nilai pluralisme dan kesungguhan untuk memahami kebajikan agama- agama di muka bumi ini tidak perlu diragukan lagi.

Pernah menonton film Valkyrie nya Tom Cruise ? Di film ini kalau anda ingat ada kejadian saat Hitler berkunjung ke Smolenk, Soviet, dan beberapa jendral wehrmacht terlibat dalam percobaan kup itu, maka pendeta Bonhoeffer tertangkap tidak lama setelah itu. Apakah ia terlibat ???

Ahmed Shahi Kusuma tidak perlu berspekulasi, tapi yang pasti pernyataan2  keras Bonhoeffer terhadap rezim fasis seperti Nazi, jelas membuatnya mudah dituduh murtad, bughat atau subversif. Ucapannya tentang perlunya berkata tidak terhadap rezim Nazi, dan analoginya tentang perlunya menolong orang yang kecelakaan di jalan dan kita tidak boleh cuma menonton kecelakaan itu tanpa berbuat sesuatu sungguh menarik. Manusia relijius bukanlah orang yang memonopoli Tuhan dalam pelukan puji2an hampa tak bergaung di sekeliling kita, tapi terlibat dan merasakan kehidupan Yesus yang otentik dalam kenyataan kerasnya hidup.

Coba tengok kata2nya tentang Yesus dalam konstruksi borjuis,” Orang2 buruh pabrik tidak bisa menjiwai Yesus yang telah bangkit dan bertahta (itu terlau jauh!-Ahmed SK), tapi para buruh akan merasakan Yesus yang hidup dalam kesulitan manusiawi yang hidup di tengah masyarakat.” Tema ini tetap melekat dalam masyarakat  proletar progresif yang merindukan keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual.

Bonhoeffer adalah orang yang praksis. Ia menganut paham tafsiran alkitab yang liberal. Ia tidak peduli tentang kebenaran kisah Adam, kemurnian tekstual Injil dsb, karena baginya itu adalah ide, tetapi yang penting adalah bagaimana kehidupan Yesus ( jalan penderitaan dan siap berkorbannya) dikonkritkan dalam kehidupan sehari – hari  ( bandingkan hal ini dengan pandangan eksistensialisme, model Sartre atau Marcel). Karena beratnya perjuangan “menjadi” Yesus ini, Bonhoeffer merasa bahwa, banyak pembajak Kristianitas pada masa Nazi, yang memberkati tentara Nazi dengan tulisan Gott mit uns untuk membantai komunis “ateis” Soviet. Bonhoeffer sampai berseru, “kita butuh  a religionless christianity”, dan yang aneh sang pendeta ini berseru,” Hiduplah seakan – akan tanpa Tuhan”. Kenapa ???

Religiusitas telah tereduksi   menjadi organisasi/ lembaga dan alat pengeksploitasi. Kebajikan ketuhanan telah diganti menjadi kebajikan menurut organisasi agama2. Dan Bonhoeffer yang liberal dan saleh, bukankah sebuah nilai yang universal ???