Desember 21, 2009

Muhammadiyah: Perspektif Pihak Luar

Posted in agama, Agama Pembebas pada 11:10 am oleh kusumahk

 Sebelumnya,Pertama sekali tulisan saya(Ahmed Shahi Kusuma) ini bersifat subyektif memandang ormas Islam yang besar ini dari pandangan pihak luar, jadi tidak bisa dihindari subyektifitas yang tinggi dari penilaian saya seorang saudaranya dari keluarga NU. 

  Saya kenal Muhammadiyah agak telat. Itu wajar saja, la wong mbah-mbah saya, baik dari pihak ayah maupun ibu tidak berasal dari tradisi Muhammadiyah. Saya mendapat warisan ilmu tradisi Nu ayah saya, yang mengajari saya kitab Aqidatul Awam( yang sya sangat bersyukur bisa menyanyikan nama2 Nabi Allah ), juga diwarisi kitab Al Ibriz potongan2 30 juz, dan kitab2 kecil lainnya. Nah saya kenal Muhammadiyah dari 2 pintu. Pertama, seorang anak SMA yang bergelora dengan Islam lalu membaca majalah Hidayatullah yang memuat profil Amin Rais, dan analisa tentang kelas yang berasal dari Ali Syariati membuat saya terhanyut dengan gagasan2 Syariati (tapi respek saya berkurang terhadap Pak Amin karena terlibat di dunia politik praktis, sementara menjadi dosen sepertinya kuikuti jejaknya). Kedua saya kenal Muhammadiyah dari KH. Abdullah Wasian, tokoh yang dikenal sebagai pakar kristologi di Indonesia. Saya mengaji kawruh ke beliau langsung setiap sabtu, tetapi segera saya tergerak untuk belajar kitab2 Islam lagi daripada kristologi. Pikir saya kiai satu ini unik, karena mengajari saya kitab Al Risalah nya Imam Syafii, yang berisi uraian ushl fiqh yang agung. Beruntung juga bahwa KH. Abdullah Wasian (lahir tahun 1917 M) ini santri langsung juga KH. Mas Mansyur, tokoh nyentrik yang banyak anekdot. Pak Abdullah Wasian sendiri jelas berafiliasi poltik Masyumi pada masa mudanya.

     Kh Abdullah Wasian belajar syariah Islam, tidak seperti anak Islam sekarang yang cuma comot Al Qur’an hadits lalu berfatwa sendiri, miskin tanpa tradisi  Beliau menggunakan ushl fiqh, dan tentu dari situ saya tahu beda Imam Syafii, dan produk mazhab Syafii. Kemudian orang Muhammadiyah lain yang aku baca karyanya adalah Dawam Raharjo. Dari beliau saya kenal sejarah islam dan ekonomi, dari Muslim Abdurrrahman saya kenal Muhammadiyah yang menjunjung tinggi pluralisme, abhkan sangat liberal!

 Dari HAMKA ,aku (ahmed shahi kusuma) kenal tafsir Qur’an yang berbahasa Indonesia, mudah dipahami, dan berisi hal-hal yang bagi mujtahid2  amatir  sekarang akan bikin katarak. Tulisan beliau yang memuji  Syiah, bikin saya beli tafsir Al MIzan nya Thabathabai. Tulisan beliau tentang Tsawauf yang mengupas Hafez,Suhrawardy dsb sangat menyentuh hati. Dari Abdul Hadi , aku kenal tradisi2 sufi tanah air…..

      Tak terlupakan adalah Kuntowijoyo. Ada suasana sesal tapi juga kondisi yang membentuk. Saat saya sekolah di UGM jurusan sejarah, mata kuliah beliau “sejarah Agama” tidak saya ambil, saya lebih memilih “lingkungan hidup”, jadi nasib tidak mempertemukanku dengan almarhum yang kaya sekali ilmunya,Ilmu anak keturunan Ahmad Dahlan yang konon mengajar Al maun ke mana-mana!

   Itu adalah Muhammadiyah yang kukagumi, meski jelas saya tidak bisa menjadi seorang Muhammadiyah, tapi tetaplah Muhammadiyah menjadi Muhammadiyah yang kukagumi ini, sebagaimana Clifford Geertz dalam The Religions of Java, Peacock, atau Nakamura yang bagus mengupas Muhammadiyah di Kotagede, atau bahkan Schimmell yang memujinya…

Jangan kecewakan saya , saudaraku dengan berita seperti pemecatan seorang dosen Universitas Muhammadiyah di kota anu, gara2 mengucapkan selamat natal!!!!

Fala’allaka fawzun!!!!  

Desember 10, 2009

Anarkisme Sebagai Alat Lawan Legal Formal (Kasus Prita VS RS OMNI)

Posted in Anarkisme, Lingkungan dan Pembangunan, Marxist Abis pada 11:07 am oleh kusumahk

   Kita hari- hari ini disuguhi adegan penegakan keadilan yang digelar oleh pengadil tanah air yang gemuk dengan anggaran APBN itu. Yang terbaru adalah kasus ibu Prita melawan RS OMNI International , sebuah rumah sakit indah bertaraf internasional. Pelayanan buruk dan semakin teruknya sakit yang disampaikan di dunia maya, berakibat pencemaran nama baik. Prita sang pencemar nama baik harus siap digelandang oleh sang” korban” ke pengadilan. “Korban (rumah sakit OMNI)” berhasil mendapatkan keadilan, yaitu “sang pemftnah” (lihat saya, Ahmed Shahi Kusuma  beri tanda kutip) yaitu Ibu Prita bersalah karena tiada bukti kesalahan pada pihak RS OMNI. Hidup pengadilan , Hidup Penegakan Hukum….

   Begitulah hukum pun ditegakkan!!! Prita harus membayar denda, nama baik RS OMNI tercemar, tapi RS OMNI ‘baik hati” (padahal setan!!!) tidak minta 300 miliar tapi cukup 200 juta rupiah saja.Betapa “dermawan” dan “baik hatinya”RS OMNI (persis baik hatinya penjajah Belanda dengan politik etisnya kepada kita).

      Dan itulah keadilan dengan hasil  produk legal formal kapitalismenya ygang mementingkan kelas pemodal untuk menjerat yang tertindas. LEGAL FORMAL PRODUK KAPITALIS BORJUIS dengan alat2 penghadilan yang makin jauh dari kecintaan pada substansi masalah, dan sekali lagi blaming the victims!!!

      Rakyat kita sudah pintar. Saya kagum dengan ide pintar siapa yang mengumpulkan recehan untuk dikumpulkan bagi si penegak hukum. Syukur2 untuk  membayar pengacara OMNI (Omongan NIhil)… RS OMNI pikir kita bodoh , gampang diancam, dan tidak bisa melawan; tidak dengan menyewa pengacara, tapi dengan alat baru ANARKISME!!!

      Anarkisme mengajarkan bahwa rakyat sudah pinter, sudah bisa mengurus dirinya, gak butuh terlalu banyak campur tangan negara, perangkat hukum dan keadilannya yang busuk itu untuk mengatur rakyat!!! Anarkisme melawan dengan kekuatan yang ada pada institusi rakyat sendiri. Anarkisme di sini dibuktikan oleh rakyat kita dengan mengumpulkan unag. Keadilan anarkisme tidak harus melalui rekening  pengacara, tapi bisa digalang lewat recehan….

    Selanjutnya langkah2 anrkisme lainnya yang bisa kita lakukan adalah dengan ” BOIKOT RS OMNI- OMongan  Nihil”   itu………Perkuat lembaga2 monitor konsumen.

   Dan langkah2 OMNI semakin tidak terarah saja. Kalau humas OMNI pintar, pasti bikin acara , atau iklan pasien2 terbeli yang puas dengan pelayaan OMNI……sambil dengan sumpah DEMI ALLah persis kelakukan buaya2 penghabis    APBN itu..

    Galang Rambu Anarkisme, sekarang juga!!!!